Kamis, 14 November 2013

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN





Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat multi faktor yang dapat diuraikan menjadi: manusia-kendaraan-jalan 

1. FAKTOR MANUSIA
kemungkinan kesalahan sebagai berikut
  • Tingginya beban kerja yang dilakukannya (sebagai contoh menyupir sekaligus kirim SMS)
  • Manuver yang tidak lazim
  • Pandangan kemuka yang tidak memadai
  • Bingung, ragu-ragu atau kehilangan informasi
  • Terlalu banyak memproses gerakan mengemudi
  • Terlalu sedikit memproses gerakan mengemudi
  • Gangguan fisik dan mental (akibat kelelahan atau psikotropika)

  • Sengaja melakukan pelanggaran
 
2. FAKTOR KENDARAAN
  • Perlengkapan Active Safety:
antara lain: antiblock system (ABS) pada sistem rem, pelindungan iluminasi pandangan pada kaca depan (wind screen), kenyamanan mengendara (air conditioning, transmisi otomatik) dan sistem informasi kendaraan.


  • Perlengkapan Passive Safety:
antara lain: kabin penumpang dengan sistem rigid cell, zona deformasi di bagian depan dan belakang (bumper), proteksi pada pedestrian dan pengemudi kendaraan beroda dua, kunci keselamatan pintu, kolom stir yang terpisah dan runtuh sewaktu terjadi tumbukan, air bag dan sabuk keselamatan.

3. FAKTOR JALAN DAN LINGKUNGAN

  • Hal-hal yang harus diperhatikan (permanen):
1. geometrik jalan
2. perkerasan jalan
3. marka dan rambu lalu lintas
4. manajemen jalan, lalu lintas dan keselamatan lalu lintas
5. gangguan samping
6. hirarki jalan
  • Hal-hal lainnya (tidak permanen):
1.  cuaca
2.  gangguan alam (disaster management)
3.  keamanan

  • Kesimpulan untuk jalan dan lingkungan yang baik,ialah :
> Perbaikan kawasan pemukiman/usaha harus berorientasi terhadap masalah keselamatan lalu lintas
> Kondisi geometrik jalan merupakan salah satu faktor penentu dalam menjaga tingkat keselamatan lalulintas
>Pengaturan simpang dapat mengendalikan konflik yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja keselamatan lalulintas
>Kondisi perkerasan jalan menjadi salah satu faktor penentu dalammenjaga tingkat keselamatan lalulintas
>Rambu kecepatan maksimum harus ditempatkan pada lokasi yang tepat.Gambar kiri, penempatan perubahan kecepatan yang tidak tepat dikarenakan tidak ada perubahan lingkungan sekitarnya. Sementara itu, pada gambar kanan tidak terdapat rambu penurunan kecepatan maksimum pad lokasi ramai pejalan kaki dan pedagang
>Hirarki jalan diperlukan untuk memisahkan lalullintas setempat (fungsi aksesibilitas) dan lalulintas menerus (fungsi mobilitas). Gambar kiri menunjukan suasana lalulintas campuran dan gambar kanan memunjukan perencanaan hirarki jalan yang ideal.
            >Hubungan aksesibilitas dan mobilitas di dalam penetapan hirarki jalan


Gambar kiri menunjukan
aktivitas urban pada kawasan
negara-negara berkembang
dimana jalan berfungsi sebagai
jalur pergerakan dan aktivitas
berusaha yang saling berebutan
ruang.
Salah satu upaya apabila
memungkinkan dengan
melakukan management lalin.