miniatur vespa |
Tegal Jepangnya Indonesia..?benar ga itu…”ian lagi mikir”…apa cuma
pengakuan/klaim dari warga Tegal sendiri ya…hmm…ayo kita telusuri…
Ada sekitar 24 janis industry logam dihasilkan pengrajin Tegal seperti komponen
dan suku cadang alat berat. kreativitas tinggi masyarakat Tegal,seperti kompor,
tetapi juga produk industri logam alat-alat pertanian, onderdil motor dan mobil
atau bahkan perhiasan, dapat tercipta dari tangan-tangan kreatif masyarakatnya.
Karena ribuan macam produk inilah maka pada tahun 70 an tegal sempat mendapat
sebuatan sebagai Jepangnya Indonesia.bagaimana dengan sekarang..?
Julukan itu seakan redup tak terdengar,kemana pemuda Tegal?kegiatan
menikmati (konsumtif) lebih banyak dari pada menghasilkan (produktif). Apa yang
perlu kita lakukan..?”ian lagi mikir”..mengembangkan suatu pusat industry itu
kedengarannya seger di hati..hehe…dengan banyaknya industry kecil yang ada
dapat kita satukan,ini memungkinkan untuk menjadi pusat industry.
Tegal harus bisa membuat produk jadi hasil kreasi sendiri. Untuk bisa
menunjukkan kalau keunggulan tegal bukan cuma “medok” tok..iya ora..??hehe..
Jika ada pengrajin yang membuat pelk,maka pengrajin lain harus membuat
ban,stang,rantai,dll. Sehingga ketika produk-produk ini disatukan dan keluar
dari tegal sudah berupa barang jadi,seperti mobil,motor,TV,dll.
Akhir- akhir ini mulai terdengar mahasiswa tegal mulai menunjukkan
taringnya di bidang transportasi,seperti mobil hebat BBM milik politeknik harapan
bersama,tidak hanya itu politeknik keselamatan transportasi jalan pun mulai merancang
sebuah mobil masa depan yaitu mobil listrik. Pemikiran ini muncul berdasarkan
permasalahan yang berada pada lingkungan yang telah tercemar polusi dan
ketersediaan energi bahan bakar yang lambat laun akan habis.
Janganlah kita putuskan kreatifitas pemuda Tegal. Kebijakan
politik,ekonomi dan budaya sangat berpengaruh besar terhadap mental bangsa.
Kerjasama yang baik antara pemangku kebijakan, baik di tingkat daerah maupun
pusat. “AYO BANGKITKAN SEMANGAT,MENUJU TEGAL KEMINCLONG”
oleh : ARISTYO RAHADYAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar